Selasa, 15 April 2014

Khotib Meninggal Saat Khotbah Shalat Idul Fitri

Khotib Meninggal Saat Khotbah Shalat Idul Fitri - Subhanallah! Aku terkejut mendengar berita duka ini. Ada khotib yang meninggal saat melaksanakan khotbah shalat Idul Fitri Rabu lalu. Berikut berita selengkapnya:

Guru Besar Ilmu Syariah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Hendi Suhendi, meninggal dunia saat menyampaikan khotbah shalat Idul Fitri kepada ribuan jamaah di Alun-alun Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, 31 Agustus 2011.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Seusai Iman salat Id, KH Masduki selesai memimpin shalat Idul Fitri, Hendi Suhendi menaiki mimbar khotib dan mengucapkan salam, takbir, serta kata-kata pembukaan khutbah. Namun, baru 10 menit diatas mimbar tiba-tiba dia terjatuh tidak sadarkan diri. Melihat kejadian ini, kontan jamaah shalat Id langsung berhamburan panik dan penasaran ingin menyaksikan kejadian dari dekat.

Sebagian jamaah di shaf terdepan lalu memberikan pertolongan kepada Hendi, mereka langsung membawanya ke RSUD Majalengka yang hanya berjarak sekitar 700 meter dari lokasi shalat Id. Namun, Hendi akhirnya meninggal dunia saat mendapat pertolongan medis di RSUD Majalengka sekitar pukul 07.45 WIB. Hasil diagnosa dokter, Hendi mendapat serangan jantung.

"Baru saja beliau mengucapkan salam membacakan doa, tiba-tiba terjatuh dan langsung dibawa ke rumah sakit," ujar seorang umat bernama Dadang

Hendi dimakamkan Rabu siang ini di kampung halamannya di Desa Werasari Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka.

Semoga dengan kejadian Khotib Meninggal Saat Khotbah Shalat Idul Fitri ini kita bisa lebih sadar akan datangnya kematian yang tak mengenal waktu dan juga usia.

sumber: VIVANEWS.COM
ReadFull Article ..

Senin, 14 April 2014

Sehat dan Awet Muda Dengan Arang

 Sehat dan Awet Muda Dengan Arang - Masih ingat era 1980 ketika menyetrika menggunakan bara arang? Arang dibakar hingga membara dalam setrika besi yang di depannya terdapat pengunci berbentuk ayam jantan. Cara itu kini ditinggalkan dan digantikan setrika listrik yang lebih praktis. Namun, bukan berarti arang tak lagi digunakan. Pada abad ke-20, barang gosong itu justru makin luas penggunaannya. Riset terbaru, arang diubah menjadi penghantar zat antikanker pada tubuh manusia.

Penelitiannya dilakukan Japan Science and Technology Agency dan Japan Cancer Insitute, Jepang. Arang atau karbon diubah menjadi nanohorn, sejenis batang berukuran sepersejuta meter yang salah satu ujung silindernya meruncing dan tertutup seperti tanduk. Pada ujung itu, disempalkan butiran 1-2 nanometer obat kanker bernama cisplatin. Mirip memasukan obat ke dalam kapsul.

Setelah disuntikkan ke tubuh pasien, nanohorn mengalir dalam darah, tidak menyebar ke seluruh tubuh tetapi hanya terakumulasi di dalam sel-sel kanker. Sebab, sifat sel kanker lebih mudah menyerap benda-benda berukuran 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya. Setelah berkumpul di dalam sel kanker, obat dalam kapsul nanohorn itu perlahan lepas untuk mematikan sel kanker. Sistem penghantar obat itu lebih efektif untuk pemusnahan kanker dan tumor serta tanpa efek samping.

Awet muda

Penggunaan arang sebagai obat dalam sebetulnya bukan baru. Sejak 1500 SM, masyarakat Mesir menggunakan arang sebagai penyembuh luka dan pembersih usus halus setelah makan. Lantas, 1.100 tahun kemudian Hipokrates menggunakan barang kelam itu untuk perawatan pengidap epilepsi, klorosis, dan antraks. Pada 1831, di depan pelajar di French Academy of Medicine, Profesor Touery berdemontrasi minum racun strychnine yang dicampurkan butiran hitam asal pembakaran. Hasilnya, ia tetap hidup dan menjelaskan penyebabnya.

Menurut Professor Tourey, arang tak berbau dan tak berasa mampu menyerap 60% zat beracun di dalam tubuh yang masuk ke seluruh jaringan pencernaan seperti usus halus, usus besar, dan perut. Ia efektif bekerja 1,5 jam setelah konsumsi. Arang memiliki pori yang banyak dan luas, sehingga kemampuan menyerapnya tinggi, kata Tjuju Nurhayati, peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

Penelitian lain dilakukan Richard C. Kaufman, Ph.D dari National Health Federation, Minessota, Amerika Serikat. Arang terbukti bersifat antipenuaan dan memperpanjang umur sebanyak 40% hewan percobaan. Itu karena arang menjaga sensitivitas tubuh dari bahan kimia dan racun yang merusak sel tubuh. Arang juga menyeimbangkan metabolisme lemak, menurunkan kinerja sintesis protein pemicu penuaan, penurunan RNA, penghambat arteriosklerosis dan fibrosis. Dosis yang dianjurkan sebanyak 30 gram per hari diminum 2 kali seminggu saat perut kosong.

Arang sebagai pereduksi kolesterol dan penghambat penyakit dilansir oleh British Journal of Nutrition. Sejumlah pasien berkolesterol tinggi yang diberi konsumsi 8 g arang per hari turun 25% dari total kolesterol, 41% kolesterol jahat LDL (low density lipoprotein), serta melipatgandakan rasio HDL/LDL kolesterol. Itu karena arang menyerap penyumbat jantung dan melancarkan peredaran darah koroner.

Pupuk

Selain menjaga kesehatan tubuh manusia, arang juga digunakan untuk kebutuhan lain. Di Jepang, misalnya, arang merupakan komponen utama upacara minum teh sejak 1522. Arang yang digunakan harus tak berbunyi, tanpa berasap, dan tak berbau, kata Jhoni W Utama, direktur PT Dian Niaga, eksportir arang di Jakarta. Arang digunakan untuk menghangatkan air pada suasana sakral yang tenang dan damai.

Untuk pertumbuhan tanaman teh pun tak bisa lepas dari jasa charcoal-nama dagang arang di dunia. Takehiko Hoshi dari Tokai University, Jepang, meneliti efek arang terhadap tanah perkebunan teh selama 10 tahun di bagian timur Shizuoka, Jepang. Arang yang ditaburkan di sekeliling tanaman teh masing-masing 100g memberikan efek pertumbuhan tinggi dan volume produksi meningkat 40% dibanding tanaman yang tak ditaburi arang. Penyebabnya, arang mengubah air yang terperangkap dalam tanah menjadi air mineral lantaran berikatan dengan mineral-mineral arang.

Arang juga mengikat nutrisi di udara seperti nitrogen penyebab pH di dalam tanah tetap netral. Selain kaya mineral arang juga bersifat antibakteri dan beberapa jenis asam-asam penyubur tanaman, kata Tjuju. Konsep itulah yang diterapkan Korea Selatan untuk menjaga kesuburan rumput lapangan golf. Minimal satu ton arang batok kelapa untuk lapangan golf yang dipakai di lapisan ketiga, kata Jhony. Manfaatnya, menyerap kelembapan berlebih sehingga cendawan tidak berkembang dan menghalau hama-hama perusak rumput.

Penggunaan lainnya sebagai pakan kambing seperti di diriset Do Thi Thanh Vana dari Goat and Rabbit Research Centre, Hatay, Vietnam. Ia menguji 42 kambing di National Institute of Animal Husbandry, Hanoi, Vietnam. Pertumbuhan bobot kambing yang diberi pakan 10 g arang per kg bobot tubuh selama 12 minggu lebih cepat; 53 g/hari. Sementara kambing tanpa arang hanya 30 gram/hari.

Baju arang

Dari sekian banyak faedah arang, penggunaan terbesar sebagai karbon aktif. Maksudnya, arang diubah struktur karbonnya dengan dibebaskan dari ikatan unsur lain sehingga permukaan dan pusat aktifnya menjadi luas. Awalnya, luas permukaan arang berkisar 300 m2/g setelah diaktivasi menjadi 3.500 m2. Semakin luas pusat aktif arang, daya absorsi terhadap cairan dan gas lebih tinggi. Daya serapnya mencapai 25-1.000% dari bobot arang aktif.

Arang-arang itu dibentuk dalam berbagai rupa, antara lain dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja. Bahkan di Taiwan dijadikan baju, selimut, kaus kaki, dan tirai, kata Jhonny. Hal itu dilakukan oleh Ema Hsieh dari Taiwans Industrial Technology Research Institute, Taiwan.

Hasil penelitian Ema, arang mampu melepaskan sinar ultra inframerah yang menghangatkan tubuh. Ia memperbaiki peredaran darah, melepaskan ion negatif yang menyeimbangkan energi dalam tubuh, serta bekerja pada sistem parasimpatetik sebagai penenang pikiran dan badan. Benang arang bersifat antimikroba, menyerap bau lebih baik, dan menghalau radiasi gelombang elektromagnetik perusak sel tubuh.

Dengan segudang manfaat itu, sudah sewajarnya kita memperlakukan arang tak sekadar barang gosong pemanggang daging satai atau pun penjernih air seperti yang selama ini diaplikasikan. Di balik legamnya, barang gosong itu kaya manfaat.

Semoga Bermanfaat ^^

sumber: unikanehdidunia.blogspot.com
ReadFull Article ..

Orang Kaya Cenderung Suka Berbohong

fotoOrang Kaya Cenderung Suka Berbohong - Dari pembaca sekalian ada yang kaya? Katanya kalau orang kaya itu sukanya berbohong lho. Persepsi awam yang menilai masyarakat kelas "atas" sebagai kelompok terhormat tampaknya bakal segera berubah. Penelitian terbaru menunjukkan orang-orang kaya justru cenderung lebih gampang berbohong, menipu, bahkan melanggar hukum.

Sebaliknya, anggota masyarakat dari kelas "lebih rendah" yang berasal dari latar belakang kurang beruntung lebih sering menampilkan sikap-sikap terhormat. Temuan ini dapat memberi gambaran ilmiah tentang bagaimana orang-orang kaya memiliki perilaku kurang ajar dan suka ribut.

Menurut Paul Piff, psikolog dari University of California di Berkeley, Amerika Serikat, temuan ini dapat membantu untuk menjelaskan asal usul krisis perbankan yang disebabkan oleh bankir kaya yang penuh percaya diri dan melakukan tindakan-tindakan sembrono dalam pekerjaannya.

Dalam penelitian, Piff dan rekan-rekannya meminta beberapa kelompok orang dari latar belakang sosial berbeda untuk melakukan serangkaian tugas yang dirancang spesifik. "Tugas-tugas ini bertujuan mengidentifikasi sifat-sifat tertentu dari para responden, seperti kejujuran dan kepedulian kepada orang lain," kata Piff seperti dikutip Telegraph.

Setiap orang dalam kelompok diminta menjawab serangkaian pertanyaan tentang kekayaan mereka, pendidikan, latar belakang sosial, keyakinan atau agama, dan bagaimana mereka mengelola uang untuk menempatkan mereka ke dalam kelas sosial yang berbeda.

Para responden juga diminta untuk berpura-pura menjadi pengusaha dan melakukan wawancara kerja. Tugas ini diberikan untuk menguji apakah mereka akan berbohong atau menghindari fakta tertentu saat melakukan negosiasi gaji. Sebelumnya para responden diberi tahu bahwa tugas pekerjaannya akan semakin berlebih untuk enam bulan ke depan, tapi harus disembunyikan dari calon karyawan.

Tak hanya itu, para responden juga harus mengikuti sebuah permainan online yang menggunakan dadu. Dalam permainan itu, mereka diminta melaporkan skor mereka sendiri tanpa ada yang memeriksa atau mengawasi, sehingga mereka bebas jika ingin berbohong demi memperoleh skor tinggi.

Sebagian responden dari kelompok lain diberi serangkaian skenario rekayasa. Mereka harus melakukan perbuatan tidak etis di tempat kerja untuk menguntungkan diri sendiri. Lalu mereka diminta untuk mempertanyakan dan menilai seberapa besar kemungkinan mereka untuk melakukan hal serupa.

Selain penelitian ini, para peneliti juga turun "ke lapangan" untuk melakukan serangkaian pengamatan di persimpangan lalu lintas di San Francisco. Status sosial para pengendara dinilai berdasarkan kendaraan apa yang mereka tumpangi berikut tampilan fisik, seperti usia. Dari perilaku mengendara, para peneliti dapat mengetahui kecenderungan untuk mengebut dan memotong jalur pengendara lain dan kemungkinan mereka berhenti untuk memberi kesempatan pejalan kaki melintas.

Secara keseluruhan, penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences ini menyimpulkan bahwa orang-orang dari latar belakang yang lebih kaya atau berkuasa cenderung memunculkan sifat rakus, berbohong dalam negosiasi, dan menipu. “Orang menjadi tidak etis dalam pengambilan keputusan,” kata Piff.

Temuan ini, menurut Piff, cukup mengejutkan karena orang-orang kelas "bawah" hidup dalam lingkungan serba terbatas serta ancaman dan ketidakpastian yang lebih besar. "Jadi cukup beralasan jika individu kelas bawah lebih termotivasi untuk berperilaku tidak etis demi meningkatkan kesejahteraan atau mengatasi kelemahan mereka," ujarnya.

Piff mengatakan temuan ini memperlihatkan kebenaran ajaran Aristoteles, Plato, dan Yesus, yang menyebutkan bahwa ketamakan adalah akar semua perilaku tidak etis. "Penelitian sejarah juga membenarkan gagasan ini. Misalnya, krisis ekonomi telah dikaitkan dengan tindakan tidak etis dari orang-orang kaya," katanya.

Semoga Bermanfaat ^^

sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/02/28/061386840/Mengapa-Orang-Kaya-Cenderung-Suka-Berbohong
ReadFull Article ..